Bulan Ramadhan selalu menjadi momen penting bagi umat Muslim di Indonesia. Namun, di balik nuansa spiritual yang kental, seringkali muncul persoalan kenaikan harga pangan yang meresahkan masyarakat. Menyikapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan, khususnya selama bulan suci ini.
Peringatan Keras untuk Pengusaha: Patuhi HET!
Mentan Andi Amran Sulaiman secara tegas meminta para pengusaha dan pedagang untuk mematuhi ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) bahan pangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah praktik kenaikan harga yang tidak wajar, terutama di bulan Ramadhan. Stabilitas harga pangan sangat penting agar masyarakat bisa beribadah dengan tenang," ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Amran juga mengingatkan bahwa tahun lalu, harga beras sempat mencapai Rp16.000 per kilogram, yang menjadi salah satu harga tertinggi dalam sejarah Indonesia. Meski kondisi saat ini lebih stabil, ia meminta semua pihak tetap waspada dan tidak bermain-main dengan harga pangan, terutama di bulan suci seperti Ramadhan.
Presiden Prabowo Pantau Langsung Harga Pangan
Tidak hanya Mentan, Presiden Prabowo Subianto juga turun tangan memantau langsung pergerakan harga pangan. Presiden memastikan distribusi pangan berjalan lancar dan harga bahan pokok tetap sesuai dengan HET yang telah ditetapkan. "Bapak Presiden selalu memantau perkembangan harga pangan. Beliau sering menanyakan langsung soal operasi pasar dan memastikan harga bahan pokok tetap stabil," tegas Amran.
Operasi Pasar Pangan Murah: Solusi Konkret untuk Masyarakat
Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah telah menggelar Operasi Pasar Pangan Murah yang dilaksanakan di 4.500 gerai PT Pos Indonesia dan melibatkan BUMN pangan seperti Perum BULOG dan PT RNI. Operasi pasar ini bertujuan menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Mentan menekankan bahwa bahan pokok yang dijual di operasi pasar hanya untuk konsumsi langsung, bukan untuk diperjualbelikan kembali.
Mekanisme pembelian juga diatur ketat, dengan menggunakan nomor identitas (KTP) untuk membatasi pembelian berulang dan dalam skala besar. Misalnya, setiap konsumen hanya boleh membeli maksimal 2 liter Minyakita, 1 kilogram bawang putih, dan 2 kilogram gula konsumsi per hari.
Sanksi Tegas bagi Pelanggar
Pemerintah tidak main-main dalam menindak pelaku usaha yang melanggar aturan. Mentan telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan sanksi tegas, mulai dari sanksi administrasi hingga pencabutan izin usaha bagi pelaku yang menaikkan harga di atas HET.
Bahkan, baru-baru ini, tiga perusahaan Minyakita terbukti melakukan pelanggaran dengan mengurangi volume isi kemasan dan menjual di atas HET. Mentan memastikan izin ketiga perusahaan tersebut akan dicabut sebagai bentuk tindakan tegas pemerintah.
Mengapa Harga Pangan Naik di Bulan Ramadhan?
Kenaikan harga pangan menjelang Ramadhan sebenarnya bukan hal baru. Faktor utama yang memengaruhi adalah tingginya permintaan (demand) dibandingkan penawaran (supply). Masyarakat cenderung berbelanja dalam jumlah besar untuk persediaan puasa dan hari raya, sementara pasokan tidak selalu mampu mengimbangi. Selain itu, praktik penimbunan oleh oknum tertentu juga turut memperparah situasi.
Namun, pemerintah telah mengambil langkah antisipatif dengan mengamankan pasokan pangan, termasuk mengimpor 200 ton gula kristal mentah (GKM) untuk menambah stok gula dalam negeri.
Pesan Penting untuk Masyarakat
Mentan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir mengenai ketersediaan pangan selama Ramadhan. "Saya minta masyarakat tenang, tidak usah khawatir. Pemerintah telah mengamankan pasokan pangan dan akan terus memantau harga," ujar Amran.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan stabilitas harga pangan dapat terjaga, sehingga masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman tanpa terbebani oleh kenaikan harga yang tidak wajar.
Admin Admin
Share:
Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key
