Kemacetan Parah di Pintu Masuk Pelabuhan Bakauheni: Arus Mudik Lebaran 2025 Memicu Antrean Kendaraan Membeludak

Pelabuhan Bakauheni, gerbang utama penghubung Sumatera dan Jawa, kembali menjadi episentrum kemacetan panjang menyambut arus mudik Lebaran 2025. Pada Sabtu (5/4/2025), antrean kendaraan di pintu masuk pelabuhan mencapai 7 kilometer, memaksa pemudik menunggu hingga 8-12 jam sebelum bisa menyeberang ke Merak. Kondisi ini memicu kepanikan sekaligus kelelahan massal di kalangan pengendara.

1. Fakta Lapangan: Antrean Tak Terelakkan dan Dampaknya
Berdasarkan pantauan langsung tim Okezone dan laporan PT ASDP Indonesia Ferry:

Volume kendaraan meningkat 40% dibanding hari biasa, dengan 12.000 kendaraan (mobil + motor) antre per hari.

Kapal feri beroperasi 24 jam nonstop, tetapi hanya mampu mengangkut 4.500 kendaraan/hari.

Titik kemacetan terparah terjadi di ruas Jalan Lintas Timur Bakauheni hingga Simpang Pematang Pasir.

Dampak langsung yang dirasakan pemudik:

Bahan bakar habis karena mesin terus menyala selama antre.

Anak-anak dan lansia kelelahan, beberapa harus dilarikan ke klinik darurat.

Aksi penjual makanan/minuman dadakan yang menawarkan harga 2-3 kali lipat normal.

2. Penyebab Utama Kemacetan: Kapasitas vs Lonjakan Kendaraan
Meski pemerintah telah mengklaim kesiapan maksimal, beberapa faktor teknis memperburuk situasi:
Ketidakseimbangan supply-demand kapal feri – Jumlah kapal aktif (35 unit) tidak cukup menampung lonjakan kendaraan.
Proses boarding lambat – Pengecekan tiket dan dokumen kendaraan memakan waktu 15-20 menit per mobil.
Kendaraan tidak tertib – Banyak pemudik menerobos antrean atau parkir sembarangan.

Kritik untuk ASDP:
Pengguna media sosial mempertanyakan efektivitas sistem reservasi online yang dianggap gagal mengurangi antrean. Banyak pemudik mengeluh slot feri sudah penuh meski booking 2 minggu sebelumnya.

3. Upaya Penanganan Darurat oleh Pihak Berwenang
Untuk mencegah krisis lebih parah, sejumlah langkah diambil:
🔹 Pengerahan tambahan 10 kapal feri dari rute lain (termasuk Merak-Bakaheuni).
🔹 Pembukaan jalur khusus darurat untuk ambulans dan kendaraan logistik.
🔹 Posko kesehatan dan air bersih oleh TNI-Polri di sepanjang lokasi antrean.
🔹 Patroli udara Polri untuk memantau titik macet dan koordinasi lalu lintas.

Pernyataan Dirut ASDP:
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Sistem one-way sudah berjalan, tetapi volume kendaraan melebihi prediksi. Pemudik disarankan menggunakan jalur alternatif seperti Pelabuhan Panjang (Lampung) atau menunda perjalanan."

4. Kisah Pilu Para Pemudik yang Terjebak Macet
Keluarga Pak Joko (45 tahun) asal Palembang – Terjebak antrean sejak Jumat malam dengan persediaan makanan hampir habis. "Bayangkan, anak saya demam karena AC mobil mati demi menghemat bensin," keluhnya.

Grup motor gede (Moge) dari Jakarta – Harus mendorong motor setelah kehabisan bensin di tengah antrean.

Pengusaha UMKM asal Bandung – Terancam gagal kirim pesanan oleh-oleh Lebaran karena terjebak 10 jam.

5. Analisis Pakar Transportasi: Solusi Jangka Panjang
Prof. Ahmad Syafrudin (Guru Besar Transportasi Unila) memberikan rekomendasi:
Pembangunan jembatan Selat Sunda harus segera direalisasikan untuk mengurangi ketergantungan pada feri.
Optimalisasi pelabuhan alternatif seperti Panjang dan Muara Kalianda.
Penerapan sistem kuota harian kendaraan berbasis plat nomor ganjil-genap selama puncak mudik.

6. Tips bagi Pemudik yang Masih Akan Melintas
Bagi yang belum berangkat, pertimbangkan saran berikut:
Berangkat dini hari (02.00-05.00 WIB) – Arus biasanya lebih lancar.
Pantau live traffic via @InfoBakauheni_ASDP atau Google Maps.
Isi bahan bakar full + bawa cadangan untuk antisipasi antrean panjang.
Siapkan logistik darurat (makanan tahan lama, obat-obatan, power bank).

7. Proyeksi Arus Balik: Ancaman Kembalinya Kemacetan
Berdasarkan pola tahun-tahun sebelumnya, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 9-12 April 2025. ASDP sudah menyiapkan skenario reverse flow (arah berlawanan) untuk antisipasi.