Hotman Paris Yakin Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo Segera Jadi Tersangka: ‘Tiga Malapetaka Menanti!

Jakarta – Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Hotman Paris Hutapea mengungkapkan keyakinannya bahwa Razman Arif Nasution dan Firdaus Oiwobo bakal segera berstatus sebagai tersangka. Hal ini setelah keduanya membuat keributan di persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Kamis, 6 Februari 2025.

"Sebentar lagi, mereka akan jadi tersangka," tegas Hotman di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025). Menurut Hotman, status hukum yang akan dihadapi Razman dan Firdaus semakin jelas, apalagi mereka terjerat beberapa kasus hukum sekaligus.

Tiga Masalah Serentak

Hotman mengungkapkan bahwa Razman saat ini sedang dililit tiga masalah besar. Yang pertama, dia sudah menjadi tersangka dalam kasus pencemaran nama baik setelah menyebut Hotman Paris melakukan pelecehan seksual terhadap asistennya, Iqlima Kim. Kemudian, yang kedua adalah pembekuan sumpah advokat Razman dan tim kuasa hukumnya, termasuk Firdaus Oiwobo, yang secara serentak dilakukan pada 11 Februari 2025.

"Dan yang ketiga, ada laporan pidana dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang langsung mendapat perhatian cepat," tambah Hotman.

Menanggapi perkembangan ini, Hotman dengan tegas mengatakan bahwa permintaan maaf yang diajukan oleh Razman dan kawan-kawan kemungkinan besar tidak akan diterima oleh instansi tinggi hukum, seperti Mahkamah Agung (MA) maupun Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

"Bayangkan, bagaimana perasaan pimpinan MA yang anak buahnya di pengadilan diteriaki ‘koruptor, koruptor’ di ruang sidang, bahkan meja sidang diketok-ketok begitu saja. Itu bukan hal yang bisa dimaafkan dengan mudah," tutur Hotman dengan nada serius.

Menurut Hotman, karier hukum Razman dan Firdaus di dunia advokat bisa dipastikan akan berakhir. "Sudah jelas, mereka akan menghadapi dua hal besar yang sulit dihindari."

Sanksi yang akan dijatuhkan kepada Razman dan Firdaus diprediksi bakal memberikan dampak besar pada dunia hukum Indonesia, terutama bagi para praktisi hukum yang terikat dengan kode etik profesi. Sementara itu, Hotman pun menegaskan bahwa situasi ini menjadi peringatan keras bagi siapapun yang mencoba mencederai kredibilitas pengadilan atau hukum di Indonesia.