BRIN Pimpin Inovasi Teknologi Radiasi untuk Atasi Limbah Plastik

JAKARTA - Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dipercaya oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sebagai salah satu negara percontohan dalam program NUTEC Plastics. Program ini bertujuan untuk mengatasi polusi plastik secara global dengan memanfaatkan teknologi nuklir. BRIN berperan aktif dalam mengembangkan teknologi radiasi untuk mengelola limbah plastik dan mengoptimalkan pemanfaatannya dalam industri.

Solusi Teknologi Radiasi untuk Limbah Plastik
NUTEC Plastics merupakan inisiatif global yang berfokus pada dua pendekatan utama: mencegah pencemaran plastik dari sumbernya dengan teknologi inovatif untuk meningkatkan daur ulang, serta menangani limbah plastik yang telah mencemari lautan.

Riset terkini yang dilakukan BRIN bersama mitra industri telah menunjukkan keberhasilan dalam uji coba teknologi radiasi untuk menangani limbah plastik. Hasil ini berpotensi dikembangkan pada skala komersial dan menjadi referensi bagi negara lain dalam pengelolaan limbah plastik serta penerapannya di sektor industri.

Plt. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Anugerah Widiyanto, menegaskan pentingnya inovasi dalam teknologi radiasi sebagai solusi untuk masalah limbah plastik yang terus meningkat.

“Penguasaan teknologi dalam pengelolaan limbah plastik sangat penting. Dengan mengubah limbah menjadi bahan baku bernilai tinggi bagi industri, kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujar Anugerah dalam keterangan pers, Minggu (16/2/2025).
Indonesia sebagai Pemimpin dalam Kolaborasi Global
Menurut Anugerah, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menangani limbah plastik yang berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Teknologi radiasi menjadi solusi yang tidak hanya dapat mengatasi limbah plastik, tetapi juga menjadikannya bahan baku bernilai tinggi bagi industri, sejalan dengan konsep ekonomi sirkuler.

Peran Strategis Indonesia dalam Kolaborasi Global

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah plastik yang berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi radiasi, limbah plastik tidak hanya dapat ditangani dengan lebih efektif, tetapi juga dapat diolah menjadi bahan baku industri bernilai tambah tinggi.

“Dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan, Indonesia dapat memainkan peran strategis dalam pengembangan teknologi ini. Melalui kerja sama dengan IAEA, kita bisa mempercepat penerapan solusi berbasis teknologi nuklir untuk pengelolaan limbah plastik secara global,” tambah Anugerah.

Sinergi BRIN dengan Industri Nasional
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, Tita Puspitasari, yang juga bertindak sebagai National Project Coordinator (NPC) Indonesia untuk proyek RAS1031, menegaskan bahwa BRIN telah menggandeng berbagai pemangku kepentingan nasional dalam proyek ini.

Salah satu kerja sama strategis dilakukan dengan PT Polymindo Permata (Viro) dalam riset modifikasi polimer. Teknologi ini diaplikasikan pada berbagai produk industri bernilai ekonomi tinggi, seperti wood plastic composite (WPC) dan artificial fiber.

“Proyek riset ini berpotensi menjadi terobosan bagi industri nasional dalam mengatasi lonjakan limbah plastik. Selain memberikan solusi lingkungan yang inovatif, riset ini membuka peluang bagi industri untuk mengembangkan produk berkelanjutan dengan nilai tambah yang tinggi. Dengan memanfaatkan fasilitas iradiasi yang dikelola BRIN, teknologi ini diharapkan dapat mendukung industri dalam negeri untuk bertransformasi menuju ekonomi hijau,” ujar Tita.

Pembahasan Implementasi di Tingkat Regional
Sebagai langkah konkret untuk memperkuat kerja sama internasional, BRIN dan IAEA menggelar Regional Coordination Meeting (RCM) proyek kerja sama teknis RAS1031 di Jakarta pada 17-21 Februari 2025. Pertemuan ini bertujuan membangun jejaring riset dan inovasi dalam penerapan teknologi radiasi guna mendukung pengelolaan limbah plastik dan ekonomi sirkuler.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 11 negara anggota IAEA yang terlibat dalam proyek RAS1031. IAEA turut memberikan asistensi bagi negara-negara peserta dalam pengembangan kapasitas serta pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengubah limbah plastik menjadi sumber daya industri yang lebih bernilai.

Sebagai bagian dari inisiatif NUTEC Plastics, proyek ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung solusi berkelanjutan untuk permasalahan limbah plastik, sekaligus memperkuat posisi BRIN sebagai pelopor riset dan inovasi berbasis teknologi radiasi di kancah internasional.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Mainkan Gates of Olympus

Mainkan Gates of Olympus

RTP Live Hari Ini Bradertoto

Info RTP Situs Slot Online

Update RTP Slot Online